Selasa, 28 Juli 2015

Livorno: Benteng Terakhir Komunisme di Italia



Awan hitam pekat membumbung tinggi di langit stadion Armando Pichi, Livorno, 24 April 2014. Suasana gelap tak karuan. Matahari enggan muncul, padahal jam masih menunjukan pukul satu siang. Kala itu Livorno sedang menjamu Lazio. Alam seolah menghendaki bahwa pertandingan ini bukanlah pertandingan sepakbola biasa.

Gelap yang mencekam seolah menggambarkan kebencian Livorno pada Lazio. Begitupun sebaliknya. Ini bukanlah pertandingan antara 11 orang melawan 11 orang di lapangan, ada dua ideologi yang meresap dan selalu identik dengan dua klub ini. Dua ideologi yang sempat saling baku hantam selama perang dunia II: Komunisme versus Fasisme.

Tak pernah ada yang memungkiri kefasisan fans Lazio. Mereka selalu membanggakan sejarah kedekatan mereka dengan 'El Duce' Benito Mussolini. Kebencian pada komunispun selalu diumbar. Sebagai seorang fans Lazio, saya sering mendengar Ultras Curva Nord menyanyikan lagu berjudul “Avanti Ragazzo di Buda”.

Lagu ini adalah lagu anti komunis yang populer di kalangan kelompok ultra sayap kanan pada tahun 1956. Lirik lagunya berisikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Hongaria melawan pemerintahan komunis Hongaria yang didukung Uni Soviet.

Melawan Livorno, sambil mengangkat tangan kanan ala salam fasis, lagu ini didendangkan dengan keras oleh para Laziale. Sebagai balasan, pada laga itu fans Livorno membentangkan banner memakai aksarasirilik – aksara yang identik dengan Rusia, negara dimana komunisme lahir dan berkembang. Isi banner itu bertuliskan "Sons of whores fascist fans, fuck lazio and golden dawn" (catatan: golden dawn adalah partai beraliran neo-Nazi di Yunani yang selalu dibanggakan kelompok sayap kanan, termasuk Lazio).

Livorno dan Komunisme

Jika Liverpool mengawali laga kandang dengan menyanyikan lagu “You’ll Never Walk Alone”, maka Livorno memulainya dengan nyanyian “Bella Ciao”. Lagu ini adalah lagu resmi klub.

Lagu ini adalah lagu heroik yang identik dengan kelompok kiri Italia. Kini “Bella Ciao” selalu dipadankan sebagai lagu perlawanan terhadap kaum kapitalis, borjuis, fasis dan kelompok anti-perang.

“Bella Ciao” adalah lagu rakyat Italia yang berfungsi sebagai pembangkit semangat kaum partisan melawan penindasan kaum fasis Nazi dan Mussolini pada tahun 1942-1945.

Pada masa itu, tak selamanya kaum partisan adalah komunis. Tapi kaum komunis di italia 100% bergabung menjadi partisan. Hampir separuh dari kaum partisan berideologi komunis. Mayoritas berbasis di provinsi Tuscan – sebuah tempat di mana para pemikir Reinassence lahir. Dari sekian banyak kota-kota besar seperti Firenze, Siena, Arezzo dll, Livorno adalah salah satu kota basis perlawanan terbesar terhadap kaum fasis.

Pages: 1 2 3 4

Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest
//add jQuery library