Rabu, 29 Juli 2015

I Am Zlatan (2011): Otobiografi Sepakbola Terbaik

 
Judul Buku: I Am Zlatan
Penulis: Zlatan Ibrahimovic dan David Lagercrantz
Penerbit: Albert Bonniers Foerlag
Tebal: 347 halaman
Cetakan: I, 2011
[Tersedia pula dalam versi Apps]


"Pep Guardiola, manajer Barcelona, dengan jas abu-abu dan ekspresi wajah yang memancarkan kekesalan, menghampiriku. Ia terlihat tidak senang. Tadinya aku berpikir ia adalah orang yang baik. Tidak sehebat Mourinho atau Capello, tapi seorang okay guy……"


Bagaimana cara terbaik untuk mengawali sebuah otobiografi? Zlatan Ibrahimovic memilih untuk membuat Guardiola, manajer terhebat Barcelona di abad 21, terlihat seperti orang tolol. Zlatan memendam ketidaksukaan yang besar terhadap Guardiola dan mendedikasikan bab pembuka untuk memproklamirkan kepada dunia betapa parahnya hubungan antara kedua pria tersebut.

Zlatan tidak mengerti ketika Guardiola datang kepadanya dan mengatakan bahwa semua orang di Barcelona rendah hati dan arogansi bukanlah karakter orang-orang yang berada di klub tersebut. Guardiola lebih lanjut mengatakan bahwa tidak ada pemain Barcelona yang datang ke tempat latihan dengan mengendarai Ferrari atau Porsche.

Barcelona baru saja membeli Zlatan dari Inter Milan pada musim panas itu dan sebagai seorang anak baru yang diberitahu bagaimana adat istiadat di tempat yang baru, seyogianya si anak baru tersebut akan mengangguk setuju.

Tapi tidak demikian dengan Zlatan yang hobinya memacu Porsche di jalan raya sampai kecepatan 325 Km/jam hingga tidak terkejar oleh polisi. Zlatan kesal sekali dan mengumpat dalam hati soal kenapa sampai kendaraan pribadinya harus diatur-atur segala oleh pelatih. Ia hampir terlihat jijik ketika terpaksa mengendarai Audi, mobil yang diberikan Barcelona kepada setiap pemain, ke kamp latihan.

Terbiasa sebagai seorang primadona, Zlatan tidak mengerti dengan kondisi yang ditemuinya di Barcelona.

"Barcelona terlihat seperti sebuah sekolah, seperti sebuah institusi pendidikan. Sejujurnya, tidak ada satu pun pemain yang bertingkah seperti seorang superstar dan itu sangat aneh. Messi, Xavi, Iniesta, semuanya terlihat seperti anak sekolah. Para pemain sepakbola terbaik di dunia berada di sana dan semua kepala mereka tertunduk. Aku sama sekali tidak mengerti. Menggelikan.

"Jika para pelatih di Italia berteriak 'lompat!' kepada para pemain bintangnya, para bintang tersebut akan menengok ke arah pelatih dan mempertanyakan mengapa mereka harus melompat? Di sini (Barcelona) semua orang melakukan apa yang disuruh. Ini sama sekali tidak cocok dengan karakterku. Perlahan aku beradaptasi dan bisa menyatu. Tapi semua terlalu teratur untukku. Aku jadi gila."

Ia semakin frustrasi ketika ia harus dipinggirkan untuk memberi ruang yang lebih kepada Messi sebagai bintang utama Barcelona. Zlatan tidak mengerti kenapa Barcelona harus mahal-mahal membelinya jika ia tidak dipergunakan dengan maksimal.

Lalu Zlatan menghampiri Guardiola dan mengatakan, "Ini seperti anda telah membeli Ferrari, tapi mengemudikannya seperti sebuah Fiat", sebuah ungkapan menohok yang diakui Zlatan ia dapatkan dari seorang temannya usai menyaksikan permainan striker asal Swedia tersebut dalam baju Barcelona.

***

Banyak otobiografi pemain sepakbola yang dipublikasikan seiring meningkatnya reputasi para gladiator lapangan hijau, bukan hanya sebagai seorang atlet tapi juga selebritis. Tapi I Am Zlatan, otobiografi yang dikerjakan bersama penulis Swedia, David Lagercrantz, rasanya berada di level yang tidak bisa disamai oleh buku pesepakbola manapun.

Halaman: 1 2 3 4


Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest
//add jQuery library