Sabtu, 01 Agustus 2015

Kegilaan-kegilaan “Si Pelir Besar” dari Atletico Madrid

Ketika Atletico Madrid meraih gelar ganda, juara La Liga dan Piala Raja, pada 1996, Jesus Gil merayakan kemenangan itu dengan berkata pada seorang reporter: “Dengan popularitasku sekarang, aku bisa menjadi Tuhan.”

Kata-kata itu diucapkan tak lama setelah memimpin parade kemenangan di seantero kota Madrid. Dia tak naik bus selama parade, tapi menunggangi seekor kuda putih.

Mungkin karena kuda putih ini sudah pernah ditunggangi oleh “Tuhan”, maka suatu ketika Jesus Gil dengan entengnya pernah berkata: “Para pemain? Kesalahanku pernah memperlakukan mereka seperti manusia. Kuda-kuda milikku lebih pintar dari mereka.”

Itulah sekelumit kegilaan yang pernah dilakukan dan diperlihatkan oleh Gregorio Jesus Gil y Gil, Presiden Atletico Madrid selama 16 tahun (1987-2003). Selama kepemimpinannya, Atleti meraih 4 gelar penting (tiga trofi Piala Raja dan satu trofi juara La Liga). Puncak keemasannya saat Atleti meraih gelar ganda (La Liga dan Piala Raja pada 1996) ketika dilatih oleh Radomir Antic.

Tapi, sekali lagi, prestasi Atleti selama kepemimpinannya hanya sekelumit cerita saja dari daftar kegilaan yang pernah dilakukannya.

Orang mungkin sudah geleng-geleng kepala melihat kelakuan Diego Simeone saat masuk ke lapangan di laga final Liga Champions 2013/2014. Tapi kelakuan Simeone ini bukan yang paling gila di Atleti. Asistennya, Mono Burgos, lebih gila lagi. Kelakuan dan mulut Burgos sama-sama (atau bahkan lebih) edan. Serangan Simeone terhadap wasit yang memimpin laga final Liga Champions masih lebih santun ketimbang serangan Burgos pada official pertandingan yang memimpin laga Atleti vs Real Madrid pada Maret 2014 lalu.

Hanya saja, seperti sering dikatakan banyak orang, selalu ada langit di atas langit. Juga dalam kegilaan-kegilaan di langit Atleti: Jesus Gil adalah langit yang berada di atas Simeone dan Burgos.

Jesus Gil berperawakan gendut, rambut tipis, dan berlogat Spanyol kental. Mudah sekali mengasosiasikannya dengan Ricardo Diaz, mafia dari GTA Vice City. Diaz punya hobi bermewah-mewah, sebut saja memelihara hiu di kolam renang. Gil pun serupa.

Pria yang lahir di El Burgo de Osma, Soria, kota kecil di timur laut Spanyol ini merayakan gelar juara La Liga Atleti musim 95/96 dengan mandi champagne. Belum cukup, Gil juga merayakannya dengan cara parade keliling Madrid menunggangi gajah seperti yang dilaporkan jurnalis The Guardian, Sid Lowe. Benar, gajah. Meskipun ada pula versi yang menyebut tunggangan Gil adalah seekor kuda putih.

Parade keliling kota memakai gajah, di Spanyol. Sesuatu yang belum tentu terpikirkan oleh seorang Thaksin Shinawatra sekalipun.

Sebagai Presiden Atleti, Gil disukai karena ambisinya, sikap meledak-ledaknya, dan kejujurannya.

Dalam satu kesempatan ayah Gil Marin (CEO Atleti sekarang) ini pernah bilang perkara memperlakukan manajer dan pemain itu terserah padanya karena dia yang membayar mereka. Gil pernah mendoakan agar pesawat yang dinaiki para pemain menabrak lalu meledak karena mereka tampil payah melawan UD Las Palmas.

Para pemain juga pernah mendapat ancaman dibedil olehnya. Gil juga pernah bilang memperlakukan pemain sebagai manusia adalah sebuah kesalahan karena ia menilai kuda-kudanya jauh cerdas ketimbang mereka.

Mantan Presiden Inter Milan Massimo Moratti barangkali terkenal sebagai pria galak tak sabaran yang hobi memecat manajer. Dalam periode kepemimpinannya antara 1995-2013, Moratti sudah mempekerjakan 19 manajer berbeda. Tapi ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Jesus Gil. Pria gendut ini sudah mempekerjakan 39 manajer berbeda selama periode 1987-2003.

Bekerja dengan Gil jelas bukan perkara sederhana. Daftar nama yang korban pemecatan Gil bervariasi, mulai dari Big Ron Atkinson, Claudio Ranieri, sampai nama besar yang menangani Dream Team AC Milan, Arrigo Sacchi. Yang paling tak populer jelas pemecatan Radomir Antic yang membawa Atleti meraih doblete musim 95/96 dengan memenangi La Liga dan Copa del Rey. Antic tak cuma dipecat sekali, tapi tiga kali.

Tapi kasus tergila terjadi pada Alfio Basile yang cuma memegang pos manajer selama empat bulan pada 95. Basile berteriak ke Gil, “Cukup! Aku sudah muak! Kutaiin kontrakmu!” pada sebuah siaran langsung radio. Dan untuk tidak melupakan saat-saat Atleti mengarungi musim 93/94 dengan enam manajer berbeda. Terima kasih kepada Gil yang memungkinkan ini terwujud.

Halaman: 1 2

Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest
//add jQuery library