“Ada mafia menyusup ke ultras dan para ultras adalah mafia dalam dirinya sendiri,”
itulah kalimat pembuka dalam laporan investigasi yang dilakukan harian La Repubblicca. Sepakbola Italia dan mafia memang tak bisa terpisahkan. Keberadaan organisasi mafia dalam sepakbola Italia bak seperti candu yang menyebar dan mengikat berbagai aspek dalam sepakbola.
Dalam kultur tribun misalnya, sudah jadi rahasia umum bahwa kelompok-kelompok ultras selalu berafiliasi dengan kelompok mafia atau kriminil tengik yang jadi incaran polisi. Di AC Milan ada Giancarlo Lombardi yang pernah mencoba membunuh Andrea Galliani.
Di Lazio ada Fabrizio Piscitelli, bandar narkoba yang menjadi pemimpin Irriducibilli. Di Juventus ada Loris Gancini pemimpin Viking Curva Sud yang ditengarai sebagai anggota mafia Cosa Nostra. Inter pun sama, pendiri Boys San yakni Caravita Franco adalah pentolan mafia klan Calabria dari Rappocciolo.
Dalam sebuah laporan La Republicca menyatakan bahwa hampir di setiap kelompok ultras di Italia, salah seorang pemimpinya pasti memiliki kedekatan dengan perkumpulan mafia dan rekam jejak kriminal yang buruk. Afiliasi dengan para mafia ini yang membuat pemain, pemilik klub atau fans biasa takut pada kelompok ultras. Namun hal itu tak berlaku bagi Giussepe Sculli.
Bagi penggemar Liga Italia nama ini tak begitu asing didengar terutama bagi fans Lazio dan Juventus. Sculli tenar bukan karena prestasi. Dia populer berkat keberaniannya yang melawan ultras Genoa. Kala itu, Sculli yang membela Genoa terpaksa dicerca fans sendiri setelah timnya kalah telak dari Siena dengan skor 4-0, padahal pertandingan baru berjalan satu babak. Di saat jeda itulah fans Genoa mengamuk, memboikot pertandingan dan meminta semua pemain Genoa melepas jersey.
itulah kalimat pembuka dalam laporan investigasi yang dilakukan harian La Repubblicca. Sepakbola Italia dan mafia memang tak bisa terpisahkan. Keberadaan organisasi mafia dalam sepakbola Italia bak seperti candu yang menyebar dan mengikat berbagai aspek dalam sepakbola.
Dalam kultur tribun misalnya, sudah jadi rahasia umum bahwa kelompok-kelompok ultras selalu berafiliasi dengan kelompok mafia atau kriminil tengik yang jadi incaran polisi. Di AC Milan ada Giancarlo Lombardi yang pernah mencoba membunuh Andrea Galliani.
Di Lazio ada Fabrizio Piscitelli, bandar narkoba yang menjadi pemimpin Irriducibilli. Di Juventus ada Loris Gancini pemimpin Viking Curva Sud yang ditengarai sebagai anggota mafia Cosa Nostra. Inter pun sama, pendiri Boys San yakni Caravita Franco adalah pentolan mafia klan Calabria dari Rappocciolo.
Dalam sebuah laporan La Republicca menyatakan bahwa hampir di setiap kelompok ultras di Italia, salah seorang pemimpinya pasti memiliki kedekatan dengan perkumpulan mafia dan rekam jejak kriminal yang buruk. Afiliasi dengan para mafia ini yang membuat pemain, pemilik klub atau fans biasa takut pada kelompok ultras. Namun hal itu tak berlaku bagi Giussepe Sculli.
Bagi penggemar Liga Italia nama ini tak begitu asing didengar terutama bagi fans Lazio dan Juventus. Sculli tenar bukan karena prestasi. Dia populer berkat keberaniannya yang melawan ultras Genoa. Kala itu, Sculli yang membela Genoa terpaksa dicerca fans sendiri setelah timnya kalah telak dari Siena dengan skor 4-0, padahal pertandingan baru berjalan satu babak. Di saat jeda itulah fans Genoa mengamuk, memboikot pertandingan dan meminta semua pemain Genoa melepas jersey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar